Cinta Dengan Pendekatan Ekonomi #1

Pada tulisan pertama ini kita akan membahas hal yang saya pikir (ingat ini saya yang pikir, kalo kamu mikirnya beda ya ngga apa-apa toh) terjadi di sekitar kita, bahwa seorang wanita cantik pasti mengharapkan seorang laki-laki kaya untuk menjadi pendampingnya (kenapa harus wanita cantik? Karena saya laki-laki jadi lebih mudah bagi saya untuk membayangkan wanita cantik dibandingkan seorang laki-laki macho ganteng berotot… wkakak, tetapi contoh tersebut bisa dibaca sebaliknya kok)


Jadi apa yang bisa kita dibahas dari hal tersebut? Pertama adalah wanita cantik merasa berhak mendapatkan laki-laki kaya karena mereka mempunyai Aset yaitu kecantikan mereka. Loh kok disebut aset? Mari kita lihat definisi aset dari Financial Accounting Standards Board (FASB) Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a particular entity as a result of past transactions or events.” Atau terjemahan bebasnya “Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.”

Nah dari sini kita bisa mengambil kesimpulan kecantikan merupakan aset karena kecantikan mempunyai manfaat ekonomi di masa datang dalam hal ini dalam rangka mendapatkan laki-laki kaya, kecantikan merupakan aset karena kecantikan dikuasai dan kendalikan oleh entitas dalam hal ini si pemilik kecantikan, kecantikan merupakan aset karena akibat transaksi di masa lalu yaitu saat terjadi “transaksi non-profit” antara si ibu dan bapak yang kemudian berbuah si anak yang cantik tadi.

Setelah kamu percaya bahwa kecantikan itu aset (kalo kamu ngga percaya kecantikan itu aset, silakan berhenti disini loh… ) sekarang kita tentukan, aset macam apa kecantikan itu? Aset sendiri ada 2 yaitu aset berwujud dan tidak berwujud. Aset berwujud adalah aset yang nilainya sesuai dengan wujudnya dan aset tidak berwujud yaitu aset yang nilainya tidak sesuai dengan wujudnya. Karena pengertian cantik itu berbeda antara satu orang dengan orang yang lain sehingga penetuan nilai kecantikan pun bisa berbeda-beda maka kita akan memasukan kecantikan sebagai aset tidak berwujud atau Ignitable Intangible Asset.

Jadi setelah muter-muter apa hubungannya antara wanita cantik, laki-laki kaya dan ekonomi donk? Jadi begini terkadang wanita cantik tersebut hanya mengandalkan aset kecantikan yang mereka miliki saat ini untuk mendapatkan si laki-laki kaya padahal hal tersebut berbahaya loh dari sisi si wanita. Loh kok bahaya? Penjelasannya, seperti yang sudah kita sepakati bersama kecantikan adalah aset tidak berwujud dan seperti yang kita ketahui bersama aset tidak berwujud akan terdepresiasi/menyusut secara konstant. Maksudnya? Maksudnya semakin berjalannya umur nilai aset lama kelamaan akan semakin menurun karena adanya penyusutan. Maksudnya lagi? Untuk gampangannya, okelah untuk saat ini si wanita memang cantik tetapi 10 tahun lagi akan timbul keriput, 20 tahun lagi akan mulai kendur kekencangan kulitnya, 30 tahun lagi?? Bisa di bayangkan sendiri, sekarang jelas kan.

Sementara itu dari pihak sisi laki-laki umumnya kekayaan akan meningkat sejalan dengan waktu (centris paribus ya) contoh si laki-laki kaya mempunyai uang 1 miliar di tabungan dengan tingkat bunga 8% dalam waktu 10 tahun dan tanpa diapa-apakan pun akan berkembang menjadi 2.158.924.997,27 dalam 20 tahun menjadi 4.660.957.143,85 dalam 30 tahun? Hitung sendiri ya..

Loh terus bahayanya dimana? Bahayanya adalah nilai kecantikan akan terus menurun dan nilai kekayaan si laki-laki umumnya akan terus meningkat, nah pada ilmu ekonomi jika ada aset yang nilainya ekonomisnya sudah nol maka tidak ada cara lain selain menjual aset tersebut untuk digantikan dengan aset baru toh dana untuk pengadaan aset baru lebih dari cukup kan. Ngga perlu ada penjelasan kan?

Jadi wanita cantik yang baca tulisan ini kalo saya boleh saran, boleh untuk mengidamkan laki-laki kaya tapi added value-nya ditambah ya… hehe

Kalo suka boleh loh ditunggu tulisan seri berikutnya, salam… :)

No comments:

Post a Comment